Bukan Sempurna

Lambat laun menyadari,
Tak ada yang abadi untuk yang pertama

Tak ada yang benar-benar sempurna untuk secara utuh menjawab zaman

Moral, rasional
Menjadi seimbang tidaklah mudah

Halang rintang dan kecondongan
hanya bisa dilalui mereka yang melihat dengan ilmu dan agama

Suara Kotak dan Manusia

Konten-konten media massa hampir sesak oleh berita-berita pemilu. Tidak cukup selesai di pengumuman hasil pemilihan, isu ketidakpercayaan pada pemerintah dan representasi sesama masyarakat digembar-gemborkan.

Beberapa peristiwa menjadi tanda tanya. Ketika kertas suara berbicara dan oknum kericuhan bertindak nyata. Lisan, tulisan, semua seolah panas di telinga dan mata.

Salah satu tim sukses menggunakan diksi-diksi khas Orde Baru, entah kaum milenial sudah paham kelamnya sejarah atau hanya sebagian saja. Mendebarkan, angka angka suara menjadi rebutan. Janji hanyalah janji. Akan terbukti dari sejarah dan napak tilas perbuatan.

Penuhilah janji, jadilah orang yang jujur. Kata orang bijak, jujur adalah awal dari sifat amanah. :)

Hasil gambar untuk pemilu 2019

New Steps 😉❤️


Sebuah langkah untuk tahap yang baru, bukan hal yang selamanya mudah. Menyatukan, mengolaborasi, dua dunia yang akan berubah pada kehidupan kami masing-masing. Dua sejarah.

Meski begitu, tak ada yang tak mudah jika kita bersama tau kemana harus menuju.

30.3.2019
posted from Bloggeroid

Ke Depan

Siapa bilang menggapai langit itu mudah. Realistis saja, kami tahu secuplik kisahnya. 
Tak ada yang sempurna, karna sempurna bukanlah kewajiban bahkan kemustahilan bagi makhluk sekerdil kami. Wajib berjuang tapi tak wajib menang.

Melangkah bukan untuk mundur tapi untuk maju

Pun dengan kehidupan dan tahapannya

Maju pun tak berarti tiada bercak dilaluinya

Kotor, terciprat? 

Ya. Lalu mari kita ke sungai tuk ambil air

Di sana, siapa tau bisa kita ambilkan mereka yang di belakang kita kehausan
Yang di belakang kita ingin mencuci baju
Yang di belakang kita ingin membasuh muka

Yang di depan kita ingin mendapat air
Yang di samping kita ingin mendapat air

Ingatlah, kita bersama bukan untuk terlena
Kita bersama untuk memperbaiki semuanya
Tak terkecuali diri kita
aku
yang berlumuran


Aku yang berlumuran
Tak menangis
Hidup harus dihadapi
Kenyataan menanti

Jalan terjal mulus bisa dilalui
oleh seberapa kuat ikatan pada Ilahi

Terkoyak

Ranting mengawai malam
Jika ingin menjaga dahannya, peganglah bersama
Tangan dan kaki dan kepala

Pagi

Alun tinta merakit waktu
Berhenti sejenak
Pagi

Jeda


Dalam keluguan jiwa
Lalu rapuhnya jiwa lainnya
Tanya menyapa, bagaimana dengan jiwa-jiwa yang lupa 
Lalu dalam menyapa, bagaimana dengan yang alpa
Barangkali aku alpa itu maka sapalah

Jeda

Jika itu yang dibutuhkan
Barangkali sibuknya jiwa dan kehidupan
Tak ada kata tuk sepakat cukup sikap

Tak ada lagi keluh
Cukup penyembuh
Apakah demikian
Juang

Mengudara

Menyerap Menghembus.

Udara yang baik pun harus mampu dan mau

Menyibak sel darah manusia

Menyerap Menghembus

Pepohonan yang baik pun

Harus bersabar menyerap abu



Yang tak terlewatkan, adakalanya mereka akan terabaikan

Terlupakan dari syukur dan terimakasih


Dimakan waktu, hanya sel-sel yang tahu


2019
Ketika aku sendiri melupakannya